Laporan Pendahuluan Gangguan Pencernaan Vomitus
LAPORANPENDAHULUAN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN:VOMITUS
DISUSUN OLEH:
NUR AZIZ
AKADEMI KEPERAWATAN
MAMBAUL’ULUM
SURAKARTA 2016-2017
A.
Pengertian
Muntah
merupakan suatu refleks kompleks yang diperantarai oleh pusat muntah di medula
oblongata otak.
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif
melalui mulut dengan bantuan kontraksi otot- otot perut. PeRegurgitasi adalah
makanan yang dikeluarkan kembali kemulut akibat gerakan peristaltic esophagus,
ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar untuk dikunyah kemudian ditelan
kembali. Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi lambung kedalam
esophagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter
eshopagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan esophagus dengan kardial atau
pengosongan isi lambung yang lambat.rlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi,
ataupun refluesophagus. (brunner & sudard.2014)
B.
Etiologi
a. Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi lambung,
atresia esofagus, atresia / stenosis, hirschsprung, tekanan intrakranial yang
tinggi, cara memberi makan atau minum yang salah, dan lain-lain.
b. Pada masa neonatus semakin banyak misalnya factor infeksi
(infeksi traktus urinarius, hepatitis, peritonitis, dll)
c. Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan atau cemas
terutama pada anak yang lebih besar. (brunner & sudard.2014)
d.
Tanda dan gejala
Ada beberapa gangguan
yang dapat diidentifikasi akibat muntah, yaitu :
a. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai dengan sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat sejumlah bahan yang tertelan selama proses kelahiran. Muntah kadang menetap setelah pemberian makanan pertama kali.
b. Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak secara proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya terjadi sebagai akibat dari obstruksi usus halus.
c. Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan merupakan tanda adanya stenosis pylorus.
d. Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu.
a. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai dengan sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat sejumlah bahan yang tertelan selama proses kelahiran. Muntah kadang menetap setelah pemberian makanan pertama kali.
b. Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak secara proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya terjadi sebagai akibat dari obstruksi usus halus.
c. Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan merupakan tanda adanya stenosis pylorus.
d. Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu.
E.Muntah yang terjadi
pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian makanan yang salah atau
pada faktor psikososial. (brunner & sudard.2014)
e.
Anatomi fisiologi
(baehr.2010)
Patofisiologi
Impuls – impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan simpatis. Impuls- impuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul sebagai respon terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang sebagai respon terhadap rangsangan kimiawi oleh bahan yang menyebabakan muntah.
Muntah merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai rangsangan yang melibatkan berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan.
Proses muntah dibagi 3 fase berbeda, yaitu :
a. Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan pada organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh retching atau muntah.
b. Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic dengan glottis tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan diafragma sehingga menimbulkan tekanan intratoraks yang negatif.
c. Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai dengan kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya diafragma disertai dengan penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini, pylorus dan antrum berkontraksi, fundus dan esofagus berelaksasi dan mulut terbuka. (doenges.2012)
Impuls – impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan simpatis. Impuls- impuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul sebagai respon terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang sebagai respon terhadap rangsangan kimiawi oleh bahan yang menyebabakan muntah.
Muntah merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai rangsangan yang melibatkan berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan.
Proses muntah dibagi 3 fase berbeda, yaitu :
a. Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan pada organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh retching atau muntah.
b. Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic dengan glottis tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan diafragma sehingga menimbulkan tekanan intratoraks yang negatif.
c. Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai dengan kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya diafragma disertai dengan penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini, pylorus dan antrum berkontraksi, fundus dan esofagus berelaksasi dan mulut terbuka. (doenges.2012)
f.
Pathways
(doenges.2012)
G.Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
laboratorium
a) Darah
lengkap
b) Elektrolit
serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami dehidrasi.
c) Urinalisis,
kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya infeksi atau
kelainan saluran kemih atau adanya kelainan metabolik.
d) Feses
lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai gastroenteritis
atau infeksi parasit. (baehr.2010)
H. Penatalaksanaan
a. Cepat
miringkan tubuhnya ataudiangkat kebelakang seperti disendawakan
atauditengkurepkan agarmuntahnya tidakmasuk ke saluran nafas yang dapa
menyumbat dan berakibat fatal
Jika
muntahnya keluarlewathidung orangtuantidak perlu kawatir. Bersihkan
sajasegeranbersihan muntahnya. Justru yang bahayabila hidung masuk lagi
terhisap kesaluran nafas. Karena bisa masuk keparuparu dan menyumbatjalan
nafas. Jika ada muntahmasuk ke paru paru tidak bisa dilakukan tindakan apa apa
kecuali membawa kedokteruntuk di tangani lebih lanjut. (brunner & sudard.2014)
I.Komplikasi
a. Kehilangan cairan tubuh/elektrolit sehingga dapatmenyebabkan
dehidrasi dan alkalosis
b. Karena tidak mau makan dan minum dapat menyebabkan ketosis
c. Keosisakanmenyebabkan asidosis yang akirnyabisa menjadi
renjatan(SYOK)
d. Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot
dinding perut,pendarahan konjungtiva,repture esophagus,infeksi media
stinum,aspirasi muntah,jahitan bisa terjadilepas pada pernderita pasca oprasi
dan timbul pendarahan (NANDA.2015)
J. Pengkajian
a) Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b) Riwayat
kesehatan
1) Keluhan
utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian): mual, muntah.
2) Riwayat
kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah
sakit).
3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat
penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
4) Riwayat
kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh anggota keluarga yang
lain baik bersifat genetik atau tidak).
2. Pemeriksaan fisik
a) Tanda-tanda
vital sign
b) Tanda-tanda
dehidrasi (turgor kulit, mukosa mulut kering, kelopak mata cekung, produksi
urine berkurang).
c) Tanda- tanda
shock
d) Penurunan
berat badan
3. Pemeriksaan
Penunjang
a) Pemeriksaan
laboratorium : analisis urine dan darah
b) Foto
polos abdomen meupun dengan kontras
c) USG
K.
diagnosa keperawaan
1.
Gangguan
nurisi kebutuhan tubuh b.d intake
menurun
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.dkehilangan
cairan
3. Intoleransi aktivitasb.d kelemahantubuh
L.Fokus intervensi
No.dx
|
Tujuan dan KH
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Setelah
dilakukantindakan kep. Selama 3x24jam kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
dengan KH;
-
Pasien
tidak muntah lagi
-
Nafsu
makan bertambah
-
Pasien
dapat menghabiskan 1 porsi makan
|
-
Observasi
ttv
-
Berikan
makansedikit tapi sering
-
Kolaborasi
dengandokter pemberian terapi
|
-
Untukmengetahui
keadaanumum pasien
-
Untukmemenuhi
kebutuhan nutrisi pasien
-
Untuk
mempercepat proses penyembuhan
|
2
|
Setelah
dilakukantindakan kep. Selama 3x24jam keseimbangan cairan dapat teratasi
dengan KH:
-
Paen
tidak pusing
-
Turgor
kulit elastis
-
Mukosabibir
lembab
|
-
Observasi
ttv
-
Berikan
asupan makan sesuai diet
-
Anjurkan
minum +- 8-9 gelas belimbing perhari
-
Kolaborasi
dengan dokter pemberian obat
|
-
Untukmengetahui
keadaanumum pasien
-
Untukmemenuhi
kebutuhan nutrisi pasien
-
Untukmenghindari
pasien dehidrasi
-
Untuk
mempercepat proses penyembuhan
|
3
|
Setelah
dilakukantindakan kep. Selama 3x24jam keseimbangan cairan dapat teratasi
dengan KH:
-
Pasien
dapatmelakukan aktivitas secara mandiri
-
Pasien
dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri
|
-
Observasi
ttv
-
Berikan
posisi yang nyaman
-
Ajarkan
untuk beraktivitas
-
Kolaborasi
dengan dokter pemberian obat
|
-
Untukmengetahui
keadaanumum pasien
-
Untuk
mempercepat pemulihan pasien
-
Untukmengajarkan
kemandirian pasien
-
Untuk
mempercepat proses penyembuhan
|
DAFTAR PUSTAKA
Baerh.M dan M.Frotscher (2010) DiagnosaTopik dan Neurologi
DUU.Anatomi
Brunner & sudard.2014 Keperawatan Medical Bedah Jakarta
EGC
Carpenitol J.L.2011.nursing diagnosis.Jakarta EGC
Doenges.Maryline E(2012) Rencana Asuhan Keperawatan Jakarta
EGC
NANDA.2015.Diagnosa Keperawatan/Nursing Diagnosis Jakarta EGC
Komentar
Posting Komentar